Nikmatnya calon mantu yang cukup cantik

Memiliki calon mantu yang cukup cantik, Karsiyun, 50, jadi kegatelan. Meski anak lelakinya sudah wanti-wanti agar menjaga Wiwik, 21, selaku calon mantu, di kala Karsiyun kesepian, “amanat” putranya pun dilanggar. Wiwik diperkosanya juga, karena amanat yang satu ini memang nikmat!

Ini bisa terjadi, karena amanat itu selain berat juga banyak mengundang sejuta nikmat. Banyak kejadian, dititipi uang, tidak sampai atau dipotong sebagian seperti Bandes jaman Orde Baru. Maka kemudian muncul pepatah: sudaning kiriman undhaking pawarta (kiriman uang cenderung menyusut, kiriman berita malah bertambah).

Karsiyun agaknya termasuk lelaki yang tidak bisa memegang amanat. Ketika putranya hendak cari pekerjaan di Jakarta, dia sudah berpesan pada sang ayah, agar menjaga dan mengawasi baik-baik Wiwik yang tak lama lagi bakal jadi menantunya. “Pak, calon mantumu awat-awatane ya (calon menantumu tolong dijaga),” begitu kata Sabar, 28, sebelum berangkat ke Jakarta kota harapan.

Sudah tiga tahun ini Karsiyun hidup menduda. Sebagai lelaki normal yang masih muda dan enerjik, jelas tak bisa berlama-lama menjalani puasa wanita. Karenanya setiap melihat perempuan cantik, pendulum miliknya langsung kontak blip, blip, sementara ukuran celana dalamnya mendadak berubah. Pendek kata, kapal keruk taline kenceng, kata orang Yogya – Solo.

Maka ketika dititipi amanat untuk menjaga calon menantunya, Karsiyun seakan berada di persimpangan jalan. Sebagai amanat, dia ingin menjaganya. Tapi sebagai lelaki normal, dia ingin menikmati sendiri kemolekan tubuh Wiwik yang sempurna itu. “Sudahlah Bleh, sikat saja. Amanat itu nomer dua, yang penting nikmat….,” kata setan saat mengompori Karsiyun.

Dengan alasan membicarakan rencana perkawinn, Wiwik yang tinggal bertetangga di kota Tulungagung itu lalu diundang ke rumah di malam hari. Ternyata pembicaraan ngelantur, dari jam 19:00 sampai 22.00 belum juga kelar, Ketika mau pulang, Wiwik dipaksa menginap. Lantaran sungkan pada calon mertua, Wiwik menurut saja.

Akan tetapi, di tengah malam saat Wiwik tidur pulas, tahu-tahu ada tangan yang melucuti celdamnya, dan kemudian menindihnya. Lho, kok calon mertua? Calon menantu itu mau berontak, tapi tak kuasa sehingga kedudukan menjadi 1-0. Wiwik menangis atas kecelakaan yang direkayasa oleh Karsiyun.

Dia segera mengadu pada orangtua, dan Karsiyun pun menyatakan siap bertanggungjawab. Tapi apa tanggungjawab itu tak pernah jelas, karena ayah Sabar ini tak pernah juga membicarakan kapan perkawinan itu dilaksanakan. Lantaran pada akhirnya malah main kucing-kucingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tak tahan jika besar panjang...tak perlu malu denganmu cuma dunia maya

Follow kalo tidak ingin kehilangan koleksi 5* disini